Apa perasaan anda ketika berada dilingkungan minoritas, yang masjid saja tidak ada apalagi suara azan berkumandang. Belum lagi anjing-anjin berkeliara sekitar rumah , takut dan jijik dan was-was masuk rumah.
Dan disinilah adikku menetap dengan keluarganya, dan inilah tantangan yang harus dihadapi adikku dan keluarganya. Meski mereka muslim tapi pengenalan agama islam hanya sekedar saja yang mereka terima. Tidak heran mereka hanya sholat sekali dalam setahun di hari IED, itupun kadang-kadang absen juga. Ini bukan menceritakan tentang kehidupan pribadi adikku, tapi semoga ada pembelajaran didalamnya.
Keluarga suami adikku masuk islam ketika beliau masih duduk di SMP, Cuma mereka yang muslim di daerah ini. Jadi wajar saja mereka buta sama sekali tentang ISLAM selain ber dasar pelajaran agama disekolah suami adikku saja.
Entah apa yang membuat mereka tertarik masuk ISLAM tapi alhamdulillah mereka sudah dituntun untuk masuk ISLAM.
Maka berinisatiflah adikku untuk mengajar NGAJI di seputaran tempat tinggalnya karena te rumah adat, jalur off road, dan perkebunan rakyat.
![]() |
Sore menjelang di puncak Gunung Leuser |
![]() |
Sembari nunggu adek mengajar ngaji,,,kita futu2 :D |
Sempat ikutan kesana sekali tapi untuk kedua kali mimi urung karena takut perjalanan kesana melewati perkuburan dan kebun bambu yang seram menurut mimi. Hihihi
Jadi ikut urung juga lihat air terjunnya, sadar sih tenaga pun tak ada untuk menuju kesana. Nafas ngap dan kondisi tubuh belum pulih benar.
Melihat pejuangan adik untuk menghidupkan ISLAM disana, bikin takjub dan terharu. Mungkin Mimi kabur duluan melihat betapa seram berada di daerah yang rata-rata warganya tak punya agama sama sekali. Tapi adikku hampir 15 tahun menjalaninya dan dia fine fine aja. Saluuuuttt
Gimana cerita selanjutnya.... ya lihat perjalanan besoknya lagi deh. Kalau tubuh mengijinkan kami akan pergi ke tempat wisata yang lain. Belum tau nama dan tempatnya apa.....cekidot terus ya :D